Prospek Emas Biru Di Maluku ~ BeritaSeo

Provinsi Maluku kaya akan potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanannya. Perairan Maluku yang subur sangat kondusif untuk menjadi habitat ikan-ikan bernilai jual tinggi seperti berbagai jenis ikan kerapu, bubara, kakap, samandardan jenis ikan ekonomis lainnya.

Budidaya ikan laut sudah mulai dikembangkan oleh para pembudidaya di Ambon, Tual, Seram, Dobo, Banda dan beberapa daerah lainnya di Maluku. Para pembudidaya mengelola unit usaha Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai wadah produksi ikan-ikan bernilai jual tinggi tersebut.

Harga ikan kerapu tikus di pasar domestic bisa mencapai Rp. 250.000 hingga  Rp. 300.000 per kilogram. Budidaya ikan di keramba jaring apung merupakan usaha yang produktif dan menyerap banyak tenaga kerja.

Potensi areal budidaya laut Maluku mencapai 495.300 hektar, Lahan efektif terdiri dari Kerapu 135.000 hektar, Rumput Laut 206.000 hektar, Tiram Mutiara 73.400  hektar, Teripang 28.000 hektar, Lobster 23.000 hektar dan Kekerangan 29.000 hektar.

Dengan data tersebut terlihat jelas bahwa prospek sektor perikanan budidaya sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Maluku.

Provinsi Maluku diuntungkan dengan keberadaan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) di Desa Waiheru Kota Ambon sebagai sentra Pembenihan Ikan, kiranya dapat menunjang kegiatan Pengembangan Budidaya Laut di Maluku.

Pengembangan budidaya laut atau dikenal dengan Marikultur terus dikembangkan karena didukung dengan potensi yang cukup besar. Marikultur juga di nilai akan dapat berkontribusi banyak untuk mendorong Maluku sebagai Kawasan Lumbung Ikan Nasional dan dapat mewujudkan Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Laut harus menjadi sumber pangan dan ekonomi daerah dan bangsa di masa depan. Implementasi nyata yang telah dilakukan lewat Program Emas Biru (Budidaya Ikan) yang sementara digalakan di Provinsi Maluku dan Maluku utara.

Dibawah koordinasi Kodam XVI Pattimura bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) dan SUPM Waiheru Ambon, serta didukung Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia mulai mengintenskan kegiatan sosialisasi program emas biru yakni pengembangan usaha budidaya ikan bermitra dengan beberapa elemen stakholder perikanan dan juga perbankan, guna membantu masyarakat dalam aktifitas kegiatan budidaya berupa pelatihan-pelatihan dan bantuan langsung sarana-prasarana budidaya bagi Nelayan.

Kegiatan ini sudah berjalan hampir setahun dan telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Antusias Nelayan untuk melakukan kegiatan budidaya begitu besar, sehingga menumbuhkan minat dan semangat melakukan kegiatan budidaya ikan.(Oleh: Amrullah Usemahu, S.Pi Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia dan Tim Emas Biru Pattimura)

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar