![]() |
ilustrasi |
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manado akan melakukan pemantauan medan magnet bumi pada 3 hari sebelum dan sesudah fenomena gerhana matahari total (GMT) terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016. Pemantauan dilakukan meski di Sulawesi Utara hanya akan menikmati gerhana matahari sebagian.
"Sejak tiga hari sebelum gerhana matahari sebagian di Sulut hingga tiga hari sesudahnya, atau mulai tanggal 6 hingga 12 Maret, kami akan akan melakukan pemantauan medan magnet bumi," kata Kepala Stasiun Geofisika Manado, Robert Owen Wahyu, Minggu (6/3/2016).
Robert menduga aktivitas gerhana matahari total itu akan menyebabkan perubahan temperatur pada ionosfer sehingga dapat menyebabkan gangguan medan magnet bumi. Tapi kata dia, pengaruh tersebut tak berdampak besar pada kehidupan manusia.
"Biasanya bila terjadi gangguan medan magnet, berpengaruh ke jaringan komunikasi saja," katanya.
Dia menambahkan, gangguan medan magnet bumi biasanya sangat berpengaruh bila terjadi badai matahari. Karena itu akan dilihat sebelum dan sesudah gerhana matahari terjadi.
"Nanti kita akan lihat apakah akan berpengaruh atau tidak, barangkali lebih lancar karena panas matahari terhalang," ujarnya.
Fenomena alam di tempat yang sama ini akan berulang kembali pada 350 tahun ke depan. Artinya kejadian ini sangat jarang terjadi. Di Manado, magnitudo luasan matahari yang tertutupi bulan di langit Sulawesi Utara diperkirakan bervariasi di kisaran antara 83,4 persen hingga 99,5 persen.
Setidaknya ada 19 daerah di Sulut yang menjadi titik untuk bisa menyaksikan gerhana matahari tidak total, yakni Miangas dan Posigadan, Boroko, Lolak, Kotamobagu, Tutuyan, Amurang, Belang, Tomohon, Megamas Kota Manado, Pantai Firdaus Kema, Lembeh Selatan, Bitung, Pantai Pal Likupang, Tagulandang, Ulu Siau, Tahuna, Melonguane dan Pulau Marampit.
sumber: konfrotantasi
0 Komentar