![]() |
Sekda Maluku , Amin Bin Taher, SE |
Demikian sambutan Gubernur Maluku yang dibacakan Sekda Maluku Amin Bin Taher, SE, sekaligus membuka dengan resmi kegiatan Forum SKPD Dinas Pertanian tingkat provinsi Maluku, bertempat di hotel Amans Ambon, Senin (7/3).
Sektor pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia dan punya kontribusi besar terhadap peningkatan devisa, yaitu melalui peningkatan eksport produk-produk pertanian, serta mengurangi ketergantungan terhadap import komoditi pertanian.
Pembangunan sektor pertanian di Maluku harus dipacu terus, sehingga kualitas dan kuantitas produk-produk pertanian Maluku dapat memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, nasional, bahkan berpotensi untuk diekspor, yang berdampak secara langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.
Dalam struktur ekonomi Provinsi Maluku, Sektor pertanian secara umum menyumbang 27,56 persen Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Meskipun berada di bawah sektor perdagangan dan perhotelan, namun menunjukkan pertumbuhan rata-rata 4,4 persen sejak 5 tahun terakhir.
Selain itu sektor pertanian juga berperan menjaga ketersediaan pangan masyarakat. Produksi pertanian yang mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, akan turut meningkatkan kesejahteraan sekaligus merupakan pertanda kedaulatan pangan bagi daerah karena tidak sepenuhnya tergantung terhadap pasokan pangan dari luar wilayah.
Dikatakan, Gabah Kering Giling naik 14,63 persen dari produksi tahun 2014. Pencapaian ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas padi telah mencapai 5,6 ton/ha dan setelah di konversi, produksi padi ini setara dengan 70.675 ton beras atau mampu memenuhi 56 persen kebutuhan beras masyarakat Maluku yang mencapai 126.413 ton pada tahun 2015. Begitu juga dengan sub sektor lainnya, seperti peternakan, perkebunan dan hortikultura, telah menunjukan pertumbuhan dalam sisi produksi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Maluku, sesuai kajian Bank Indonesia tahun 2016 diperkirakan relatif rendah dan cenderung fluktuatif. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan sinergi multi pihak untuk melakukan pembenahan terhadap berbagai sektor ekonomi, perbaikan infrastruktur, serta peningkatan daya saing produk dan sumber daya manusia.
Inflasi tahun 2016 diperkirakan berkisar 5 persen atau lebih tinggi dari angka nasional yang berkisar 4 persen. Salah satu penyebab inflasi di Maluku, dalam kenyataannya adalah sub sektor hortikultura seperti sayuran, bawang merah dan cabe rawit.
Untuk itu sektor pertanian perlu berbenah, agar mampu menurunkan inflasi dengan memanfaatkan sumberdaya dan teknologi yang dimiliki.
Diharapkan, seluruh pemangku kepentingan dapat melakukan koordinasi yang intensif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian di Maluku, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Panitia A.D. Lekatompesi, SP.MP melaporkan, tujuan dari forum ini adalah: Melakukan evaluasi terhadap pembangunan pertanian tahun 2015, Melakukan Pemantapan pelaksanaan pembangunan pertanian tahun 2016 dan Melakukan persiapan perencanaan tahun 2017.
Saat itu dilakukan penyerahan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner dari Dinas Pertanian Maluku kepada Gerai Pangan Asal Hewan Hypermart Maluku City Mall (MCM).
Jumlah peserta 150 orang berasal dari 11 kabupaten/kota se-Maluku dengan biaya bersumber dari DIPA Satuan Kerja Dinas Pertanian Provinsi Maluku Tahun Anggaran 2016.(TM02)
0 Komentar