Ambon, Tribun-Maluku.com : Transaksi emas oleh para pedagang pinggiran jalan di kota Ambon, Maluku, terlihat relatif sepi.
"Biasa bang, setelah perayaan hari raya lebaran situasi kembali seperti hari-hari biasa. Pokoknya transaksi sepi," kata pedagang emas pinggiran yang menempati emperan toko di kawasan pertokoan jalan Latuharihari, Dullah,Rabu (20/7).
Dia mengatakan, biasanya kalau menjelang lebaran atau paling tidak 10 hari menjelang perayaan hari besar keagamaan, masyarakat yang menjual atau membeli perhiasan emas, namun setelah perayaan kembali sepi.
"Kita sudah terbiasa dengan situasi ini karena berlangsung dari tahun ke tahun. Warga yang menjual emas guna mendapatkan uang tunai menjelang perayaan Idul Fitri maupun keperluan anak-anak menjelang memasuki tahun ajaran baru," ujar Dullah.
Sedangkan, pedagang sekaligus tukang solder emas yang rusak, Natsir mengakui situasi transaksi saat ini kembali sepi.
"Syukurlah sejak pagi hari sudah mendapat order untuk menyambung dua titik kalung yang putus," ujarnya.
Dia menjelaskan, sekali solder lumayan sebab harganya Rp20.000/titik, baik cincin, anting, giwang maupun kalung.
Ditanya selain menjual dan solder apakah juga membeli emas dari masyarakat, dia menjelaskan, perlu melihat dahulu barang yang mau dijual.
Barangnya kalau masih utuh dibeli dengan harga Rp440.000/gram, sedangkan yang sudah rusak bervariasi Rp350.000 hingga Rp375.000/gram.
"Hasil pembelian akan diperbaiki, selanjutnya dipajang lagi untuk dijual kepada masyarakat yang mau membelinya seharga Rp480.000/gram," ujar Natsir.
Harga di pinggiran jalan berbeda memang dengan di toko yang menjual Rp575.000/gram karena barangnya masih baru.
0 Komentar