Warga Desa Lisabata-Wakollo Kembali Tegang ~ BeritaSeo

Ketegangan kembali terjadi antara warga dua desa bertetangga yaitu Desa Lisabata dan Wakollo, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Rabu (2/3).
Ambon, Tribun-Maluku.com : Ketegangan kembali terjadi antara warga dua desa bertetangga yaitu Desa Lisabata dan Wakollo, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Rabu (2/3).

Jika pada Selasa (1/3) lalu, hanya diwarnai dengan konsentrasi massa dan pemblokiran jalan di Desa Lisabata, kali ini ketegangan yang terjadi agak meningkat dan nyaris berbuntut konflik.

Ketegangan kali ini, massa dari kedua belah pihak sudah saling berhadap-hadapan, dilengkapi parang, tombak, panah dan sejumlah senjata tradisonal lainnya. Sempat juga terjadi saling kejar-kejaran dan saling lempar.

Saat situasi lagi memanas, terdengar bunyi ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan sebanyak kurang lebih tujuh kali, yang diikuti bunyi rentetan tembakan, diduga berasal dari senapan organik maupun rakitan diperkirakan terjadi puluhan kali.

Bunyi senapan organik yang diduga dikeluarkan aparat untuk menghalau massa yang lagi saling kejar-kejaran dan saling melempar. Sementara untuk letupan senapan rakitan, diduga ditembakan dari para provokator yang tak ingin kedua desa itu damai .

Beruntung, aparat keamanan dari satuan Brimob Detasemen B kompi 2 Polda Maluku, Aparat BKO Kostrad dan sejumlah anggota Koramil dan Polsek yag bertugas disana, cepat melakukan penetrasi sehingga situasi jadi terkendali tanpa memakan korban jiwa.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini di lokasi kejadian, ketegangan itu dipicu saat beberapa warga dari dua belah pihak, tengah menjalani aktivitasnya di kebun masing masing, Rabu (2/3) waktu pagi. Saat bertemu di hutan mereka lalu saling berkejar-kejaran menggunakan parang. Kedua belah pihak mengaku sama-sama dikejar.

"Waktu pagi pagi ada warga Wakollo yang mau pergi ke kebun. Sampai disana mereka bertemu warga Lisabata yang langsung mengejar dengan parang. Warga dari Wakolo datang lapor di kampung. Katanya mereka dikejar warga Lisabata. Sebaliknya, warga Lisabata juga melapor ke kampung , bahwa mereka dikejar warga Wakollo dengan parang. Saat info ini menyebar luas, warga dari kedua belah pihak lalu tidak terima. Akhirnya mereka sama sama mengerahkan masa ke perbatasan desa," tutur sumber yang enggan namanya dipublikasikan.

Dampak dari ketegangan yang terjadi, Proses belajar-mengajar di Lisabata-Wakollo jadi lumpuh total sejak Selasa (1/3) . Begitupun dengan aktivitas lalu lintas dari Wilayah Taniwel Timur dan Sebagian Wilayah Taniwel menuju kota Piru, juga lumpuh total. Akses jalan di Desa Lisabata, diblokir warga setempat menggunakan Batu, Batang kayu serta tengki drum berisikan pasir.

Aktivitas lalulintas kembali berjalan normal, setelah Pihak Polres SBB yang dikomandani Wakapolres, Kompol Rifai Bahrudin dan Kepala Bagian Operasional Polres, Kompol Edhi Tethool menambahkan tiga peleton aparat keamanan dari satuan Brimob detasemen 2 Kompi B Polda Maluku untuk mensterilkan lokasi konflik.

Semua barikade jalan yang dipasang warga Lisabata langsung dibongkar secara paksa oleh aparat Brimob. Sempat juga terjadi adu mulut antara warga Lisabata dengan rombongan Wakapolres SBB, selama kurang lebih setengah jam.

Cecaran ketidakpuasan terjadi, lantaran warga merasa jenuh dengan pola penanganan masalah yang dilakukan Pemkab SBB yang bagi mereka tak juga menyelesaikan konflik kedua desa. Warga lebih menginginkan, masalah tersebut langsung ditangani Pemerintah Provinsi Maluku dan Polda Maluku.

Wakapolres, Kabag Operasional Polres dan Kasat Bimas Polres SBB, lalu menggelar tatap muka dengan warga dari dua belah pihak di Gedung PNPM mandiri yang berlokasi di perbatasan Desa Lisabata-Wakolo.

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar