![]() |
Bupati H.Djoko Nugroho (Kokok) menyampaikan PR besarnya dalam memimpin Kabupaten Blora saat menonton wayang, semalam. (foto: ag-infoblora) |
“Dihadapan warga, malam ini (kemarin-red) saya sampaikan bahwa saya punya PR besar untuk membangun Blora. Yang pertama pembangunan Pasar Blora yang akan saya pindahkan ke wilayah Gabus,” ucap Bupati yang akrab dipanggil Kokok ini.
Ia beralasan pemindahan Pasar Induk Blora ke wilayah Gabus, Kelurahan Mlangsen agar mendapatkan lahan yang lebih luas karena lokasi lama sudah tidak layak untuk pasar.
“Pasar lama ini sudah tidak punya halaman, sangat sempit, tidak ada lahan parkir dan bongkar muat, banyak pedagang yang berjualan di tepi jalan sehingga sering membuat macet. Kalau di Gabus lahannya lebih luas, nanti akan disinergikan dengan sub terminal yang akan dibangun juga disitu,” lanjutnya.
Pemindahan pasar induk di Gabus menurutnya juga sebagai bentuk pemerataan pembangunan di Kota Blora. Dengan dipindah ke selatan, maka jalur ke arah Randublatung tersebut akan semakin hidup, terlebih di area tersebut juga dibangun perumahan serta SPBU.
“Saya tidak bermaksud menyusahkan pedagang ataupun pembeli, namun berusaha menyediakan pasar yang lebih nyaman dan aman untuk kegiatan jual beli tanpa mengganggu ketertiban umum,” tegasnya.
Sedangkan PR kedua yang harus segera diselesaikan menurut Pak Kokok adalah perbaikan jalan pedesaan di tengah hutan. “Banyak desa-desa pelosok hutan yang belum pernah menikmati jalan bagus karena jalan akses menuju desa tersebut merupakan jalan milik Perhutani sehingga Pemkab tidak bisa memperbaikinya. Tahun ini Pemkab akan berupaya untuk mengambil alih pengelolaan jalan perhutani tersebut agar warga di desa pelosok hutan bisa menikmati jalan bagus,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan Desa Kalikangkung, Desa Blungun, Desa Bangkleyan, Desa Kepoh, Desa Bodeh dan lainnya yang berada di dalam hutan perlu diperhatikan secara serius. Beberapa hari lalu, Bupati yang juga mantan Dandim Rembang ini telah mengajak para kepala SKPD untuk meninjau Desa Gempol di Kecamatan Jati yang juga merupakan salah satu desa pelosok hutan guna merencanakan pembangunan infrastruktur.
Disinggung mengenai masalah kekeringan disaat musim kemarau, dirinya memastikan bahwa tahun depan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) dari Bengawan Solo yang proyeknya dikerjakan sejak 2015 lalu akan mulai beroperasi.
“Kalau SPAM sudah beroperasi, nanti kekeringan di Blora sebagian besar sudah bisa teratasi karena proyek tersebut menjangkau 6 kecamatan mulai Cepu hingga Blora. Pemkab juga terus mendorong pembangunan embung-embung untuk irigasi pertanian saat musim kemarau,” pungkasnya. (tio-infoblora)
0 Komentar