Dijelaskan dia, mereka yang melakukan hubungan seksual sesama pria memiliki risiko lebih besar dibandingkan perilaku seksual lawan jenis atau bahkan lesbian. "Banyak mereka yang ke sini dari Taman Lawang yang di wilayah Menteng," ujar Agustian yang telah lama melakukan pendampingan terkait penanganan penyakit menular seksual ini.
Fenomena meningkatnya para LSL atau gay yang mengidap HIV ini, menurut dia, karena di wilayah Senen sendiri ada beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas kelompok ini. Salah satunya adalah sekitar kawasan di sekitar pinggiran kali Menteng bawah dan Taman Lawang.
Walaupun masuk kawasan Kecamatan Menteng, banyak dari mereka lebih memilih memeriksakan dirinya di Puskesmas Senen. Sebab, banyak dari mereka yang enggan kalau memeriksa atau berobat di dekat kawasan komunitasnya. Padahal di Puskesmas Menteng juga ada Poli VCT-nya, termasuk Johar dan Gambir, tapi Puskesmas Senen memang menjadi salah satu rujukan.
Sebagian mereka yang melakukan pengobatan ARV di Puskesmas Senen ini rata-rata baru sampai penularan stadium pertama. Yaitu masih bisa mengontrol retrovirusnya melalui meminum obat ARV sesuai jadwal. "Tapi kalau sudah minum ARV dan ternyata masih juga ngedrop, itu artinya sudah sampai stadium selanjutnya atau bahkan lebih parah. Baru kita lanjutkan rujukannya ke Rumah Sakit," katanya.
Sumber: rol
0 Komentar