LIPI: Laut Arafura Miliki Potensi Bioteknologi Mikroba ~ BeritaSeo

Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) Dr Yosmina Tapilatu mengatakan laut dalam Arafura memiliki potensi bioteknologi mikroba.
Ambon, Tribun-Maluku.com : Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) Dr Yosmina Tapilatu mengatakan laut dalam Arafura memiliki potensi bioteknologi mikroba.

"Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa perairan laut dalam Maluku berpotensi menyimpan bakteri-bakteri yang berguna untuk aplikasi bioteknologi, namun tentu saja harus dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih memperdalam kajian mengenai kelompok bakteri ini dan manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari pengembangbiakan mereka," katanya di Ambon, Rabu (2/3).

Peneliti muda tersebut menjelaskan dalam kajian menggunakan metode isolasi dan biologi molekuler pada 2015, dari tiga sampel sedimen yang diambil dari tiga lokasi dan kedalaman yang berbeda (100 meter, 115 meter, dan 1.457 meter) di perairan Arafura, menghasilkan 10 jenis bakteri yang mampu hidup di lingkungan bertekanan air pada 100 meter dan 1.457 meter, yakni sekitar 10 sampai dengan 146 atm.

Bakteri-bakteri tersebut kemudian diidentifikasi dengan mencocokkan sekuens 16S rRNA dengan pangkalan data genetika internasional (National Center for Biotechnology Information - NCBI).

Bakteri pertama yang berhasil teridentifikasi adalah PPLD3 berasal dari jenis Paracoccus zeaxanthinifaciens galur ATCC 21588 yang mampu menghasilkan pigmen zeaxanthin, umum digunakan dalam industri produksi pakan ternak.

Sedangkan bakteri kedua, PPLD5, merupakan bakteri dari kelompok Bacillus mojavensis galur B0621A, dilaporkan mampu menghasilkan senyawa aktif yang menghambat pertumbuhan sel kanker leukemia.

"Sekuen 16S rRNA merupakan alat yang umum digunakan dalam dua dekade terakhir untuk mengidentifikasi bakteri secara cepat, dua dari sepuluh jenis bakteri yang berhasil diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu dengan menggunakan metode ini," ucapnya.

Hasil kajian awal dari penelitian tersebut, kata Yosmina, telah dipaparkan olehnya ketika diundang sebagai narasumber bidang Mikrobiologi Laut di Indonesia-AS Kavli Frontiers of Science Symposium di Makassar, akhir Juli 2015.

"Kajian ini dilakukan didasarkan pada keprihatinan akan minimnya informasi mengenai kekayaan bakteri yang hidup di perairan laut dalam di Provinsi Maluku," katanya.

Lebih lanjut ahli mikroba itu mengatakan mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop.

Sanggup hidup di berbagai tempat di dunia, baik di permukaan tanah, tanaman, kulit dan pencernaan manusia, hingga laut dalam, kelompok organisme ini termasuk bakteri, virus dan jamur.

Hanya sedikit mikroba yang dapat menyebabkan kerugian pada manusia, semisal penyebab penyakit atau pembusukan makanan, sebagian besarnya justru bersifat menguntungkan, seperti menggemburkan tanah atau bahkan menghasilkan senyawa bermanfaat yang dapat dipakai dalam industri bioteknologi.

"Dengan posisi perairan Maluku yang terdapat dalam zona dengan keanekaragaman sumber daya hayati laut yang cukup tinggi, besar kemungkinan terdapat bakteri laut dalam penghasil senyawa bioaktif yang berguna dalam aplikasi industri berbasis bioteknologi," tandasnya.

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar