PLN Tak Becus Urus Listrik Nias, DPD RI Geram, Kebutuhan 20 MW yang Tersedia 1 MW.. ~ BeritaSeo

Jakarta, Lensaberita.Net - Ketua Komite II Parlindungan Purba, mendesak PLN segera memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Nias. Sebab, Pulau Nias yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota itu kerap mengalami krisi listrik.

DPD Meminta agar pemerintah khususnya PLN segera membangun infrasftruktur kelistrikan di Nias. foto detikcom
Dengan pendudukan sekitar 900 ribu jiwa, Pulau Nias terdiri dari Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara dan Kota Gunungsitoli.

"Disana kebutuhan listriknya 20 megawatt, tapi yang tersedia hanya 1 megawatt," kata Parlindungan, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/4).

Intinya, di Nias manajemen PLN tidak mempunyai kontigensi plan. Padahal, dirinya sudah mengingatkan bahwa kontrak penyediaan listrik di wilayah tersebut habis pada 1 April 2016.  Akibatnya, pedaman menjadi pemandangan yang sering dijumpai di daerah yang berada di Provinsi Sumatera Utara itu.

"Mengapa tidak diantisipasi. Jadi tolong dipahami sekarang ini sedang dalam masa Ujian Nasional bagi anak sekolah," ucapnya.

Parlindungan menilai, kondisi ini menandakan tidak adanya perhatian serius mengenai ketersediaan listrik di pulau Nias. Buktinya, lanjut dia, pada bulan Februari hingga Maret, meski sudah mengingatkan, tapi tidak direspon.

Sebelumnya, Sudah 3 hari sejak Sabtu (2/4/2016) lalu Pulau Nias, Sumatera Utara mengalami krisis listrik akibat 2 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 2 x 10 MW yang disewa PLN berhenti beroperasi. Pada Jumat (1/4) malam, pemilik PLTD memberhentikan operasi mesin tersebut karena masalah kontrak dengan PT PLN (Persero). Saat ini Nias mengalami krisis listrik sebanyak 74,07 persen atau sebesar 20 MW, dari total beban puncak sebesar 24 MW. 

Akibat kondisi itu, masyarakat sempat mendemo pemerintah setempat bahkan hampir menjurus anarkis. Oleh karena itu, DPD akan mengirim surat kepada Presiden, untuk menunjukan bahwa pihaknya protes keras atas pembiaran ini. (republikaonline)

Bagikan ke

0 Komentar