Sadis, Benjamin Lekahena Dibunuh Di Hutan Abubu ~ BeritaSeo

MASOHI  Tribun-Maluku.com-  Kasus pembunuhan sadis yang menimpa Benjamin Lekahena (BL) (74) warga Negeri Abubu Kecamatan Nusa Laut Kabupaten Maluku Tengah, oleh orang tak dikenal (OTK) pada Rabu, 24/02/2016 lalu, hingga kini belum bisa terungkap oleh pihak Kepolisian setempat.

Kepada Tribun-Maluku.com di Masohi Sabtu (5/3/2016) keluarga korban Frans Lekahena mengatakan, kronologis kejadian pembunuhan sadis itu bermula ketika korban (BL) pergi ke hutan sekitar pukul 07.00 pagi Wit Rabu (24/2), namun hingga pukul 15.00 (jam 3 sore Wit) korban tidak kembali ke rumah untuk makan siang.

Karena merasa panik anak perempuan korban Agos bersama menantunya Endo mengambil keputusan untuk mencari korban ke hutan, namun tidak membuahkan hasil sehingga keluarga besar Lekahena ikut mencari ke hutan, dan menemukan korban BL dalam kondisi tidak bernyawa lagi di hutan Lalahano dusun pohon sagu sekitar pukul 17.00 Wit oleh keponakan korban Jefri Lekahena.

Pengakuan Frans Lekahena bahwa Benjamin Lekahena ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi, dengan berbagai luka memar dan berlumuran darah sehingga keluarga korban langsung menghubungi Polsek Nusalaut, untuk mengevakuasi jenazah korban ke kantor Negeri Abubu.

Keluarga koban meminta dr. A. Tahalele dari Puskesmas Nusalaut untuk melakukan Visum dan
hasilnya menurut dr. Tahalele, kematian Benjamin Lekahena akibat dibunuh oleh OTK dengan cara di tembak, dipotong, dan disiksa sampai meninggal.

Dari kronologi kematian Benjamin Lekahena yang sadis dan mengerikan itu membuat keluarga korban angkat bicara dan meminta pihak Kepolisian RI agar bisa mengungkap kasus pembunuhan sadis dimaksud.

"Kami keluarga korban akan menyerahkan kasus pembunuhan ini kepada Tuhan untuk bisa menghukum pelakunya, dan menyerahkan proses hukum kepada Kepolisian RI serta meminta agar semua masyarakat Negeri Abubu, Kakerisa Ama Patti, dimanapun berada untuk tidak melakukan pembalasan terhadap pembunuhan sadis ini,"ungkap Frans.

Menurutnya, pemerintah dan masyarakat Negeri Abubu sangat resah terhadap kinerja Polsek Nusalaut karena tidak mampu meredam dan mencegah serta tidak bisa menyelesaikan konflik antara Negeri Abubu dan Akong, sehingga dipastikan kalau kematian Benjamin Lekahena akibat dari pertikaian tersebut.

"Kejadian tersebut setelah dilaporkan ke Polsek Nusalaut namun aparat Polsek ke TKP sangat
terlambat, dan ketika mereka tiba di TKP langsung mengambil foto jenazah dan mengevakuasi korban ke Kantor Negeri Abubu, tanpa mengamankan TKP guna pengembangan penyelidikan serta pakaian korban tidak dijadikan bukti dalam penyelidikan nanti,"resah Frans.

Ditambahkan, pihak Polsek tidak tanggap terhadap swiping yang dilakukan warga Akong terhadap warga Abubu dalam mobil angkot, dan anggota Polsek melakukan pembiaran terhadap informasi pembelian senjata api (Senpi) dari masyarakat negeri lain, tidak mengambil langkah tegas terhadap informasi adanya upaya penyerangan yang dilakukan oleh masyarakat kedua negeri yang bertikai.

Dikatakan, sejak tahun 2004 hingga 2016 ini sebanyak 3 orang di Negeri Abubu yang dibunuh secara sadis oleh OTK, namun tidak pernah terungkap oleh polisi siapa dibalik pembunuhan sadis itu.

Sebagai contoh, Johan Lekahena meninggal akibat ditembak di hutan Negeri Abubu tanggal 5 April 2004, Simon Titaley meninggal akibat ditembak, dipotong serta disiksa di hutan Negeri Abubu tanggal 11 Mei 2005 dan Benjamin Lekahena meninggal akibat ditembak, dipotong dan disiksa di hutan Negeri Abubu tanggal 24 Pebruari 2016 lalu.

Dari berbagai pembunuhan sadis yang menimpa masyarakat Negeri Abubu ini maka Frans Lekahena sangat mengharapkan, Kapolri dapat mengambil langkah tegas kepada bawahannya melalui Kapolda Maluku dan Kapolres P. Ambon dan PP. Lease untuk bertindak cepat, tegas, dan bijaksana dalam penanganan kasus tersebut, serta bisa mengungkapkan siapa saja yang ada di balik kasus pembunuhan sadis ini.

Jika masalah ini tidak ditangani secara serius oleh pihak Kepolisian, maka Pemerintah Negeri bersama semua elemen masyarakat Negeri Abubu akan mengecam tindakan Polri, sekaligus kami akan melaporkan permasalahan ini ke Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) di Jakarta,"kecamnya.(TM08)

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar