Rp 2,1 Miliar Hilang, Sistem Keuangan Pemkot Disalahkan ~ BeritaSeo

Dana sebesar Rp2,1 miliar yang diperuntukan untuk penjahitan Pakaian Dinas Harian pegawai Pemerintah Kota Ambon tiba-tiba saja hilang yang disebabkan Sistem Keuangan Pemkot Ambon.
Ambon, Tribun-Maluku.com : Dana sebesar Rp2,1 miliar yang diperuntukan untuk penjahitan Pakaian Dinas Harian pegawai Pemerintah Kota Ambon tiba-tiba saja hilang yang disebabkan Sistem Keuangan Pemkot Ambon.

Hilangnya miliaran rupiah ini, menyebabkan Proyek pengadaan Pakaian Dinas Harian (PDH) Pegawai Negeri di lingkup pemerintah Kota Ambon tahun anggaran 2015 dengan Pagu senilai Rp. 4.472.116.000.00. yang dikerjakan CV . Gezal dengan alamat jalan Wolter Mongundisi kompleks perumahan SPP nomor 7, hingga kini masih terbengkalai.

Kepala bagian Umum Pemerintah Kota Ambon, Donald Solsolay yang dikonfirmasi, Kamis (10/2) di Ambon membenarkan hilangnya Rp2,1 Miliar ini akibat sistem keuangan Pemkot.

Dia menuturkan, awalnya bagian umum mengajukan sejumlah anggaran yang diperuntukan bagi pengadaan bahan Pakaian Dinas Harian serta atributnya bagi pegawai negeri di lingkup Pemerintah Kota Ambon.

"Namun lantaran dana yang awalnya kami usulkan tersebut dirasakan kurang setelah kami melakukan survey mengenai harga kain dan juga ongkos jahit pakaian dinas tersebut. Akhirnya kami mengajukan usulan penambahan anggaran pada APBD perubahan yang disetujui, kemudian proyek ini dijalankan pada tahun anggaran 2015," beber Solsolay.

Solsolay menambahkan, jika dipaksakan menjalankan proyek pengadaan bahan pakaian dinas harian dan atributnya dengan menggunakan dana yang diusulkan awal, maka bahan pakaian yang akan didapat pegawai negeri sipil di lingkup pemerintah kota Ambon adalah bahan pakaian yang tidak bagus dan mutunya jelek.

Setelah mendapat persetujuan anggara penambahan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon yang diakomodir dalam APBD perubahan Kota Ambon, maka dilakukan pembelian bahan pakaian dengan mengucurkan dana sebesar Rp2,1 Miliar.

Diakui Solsolay setelah itu pihaknya berencana memberdayakan para penjahit yang ada di kota Ambon guna menjahit seragam harian Pemerintah Kota Ambon itu. Pihaknya mengumpulkan sejumlah penjahit di kota Ambon yang rencananya akan menjahit seragam-seragam tersebut.

“Namun ketika kami hendak mengambil dana guna diberikan kepada para tukang jahit tersebut, ternyata telah hilang. Uang tersebut hilang dari sistim keuangan pemerintah kota Ambon, “ ungkap Solsolay.

Hilangnya dana proyek Rp2,1 miliar tersebut, menurut Solsolay, telah dilaporkannya ke bagian keuangan dan juga Sekretaris Kota Ambon. Selanjutnya diambil kebijakan untuk penjahitan seragam-seragam tersebut baru akan dilakukan pada tahun anggaran 2016.

Terpisah, koordinator bagian hukum Koalisi Ambon Bersih Korupsi, Vincent Latumahina yang dimintai keterangannya terkait hilangnya Rp2,1 Miliar, mengakui tidak mempercayai keterangan Kepala Bagian Umum Pemeritah Kota Ambon, Donald Solsolay.

“Sangat tidak mungkin dana yang telah dianggarkan oleh pemerintah tiba-tiba saja hilang begitu saja. Ini sangat mustahil dan baru pertama terjadi di muka bumi ini, “ tegas Latumahina.

Ditambahkan Latumahina, kalaupun Solsolay beralasan sisa dana tersebut hilang dari sistim keuangan pemerintah kota Ambon, maka secara otomatis semua mata anggaran pemerintah kota Ambon juga akan hilang. Namun yang paling aneh yang hilang hanyalah sisa dana proyek pengadaan pakaian dinas harian dan atributnya itu.

“Okelah kalau alasan Donal Solsolay bahwa sisa dana tersebut hilang dari sistim, Bisa saja sistim eror atau apapun namanya. Akan tetapi secara fisik uang atau tunai, uang tersebut tetap ada,” paparnya.

Menurutnya, sistim keuangan eror bukan berarti fisik uangnya juga hilang, ini sangat tidak masuk logika. Kalau memang ada kehilangan, maka harus dilaporkan ke polisi untuk mengusut jangan sampai ini semacam sabotase, bukannya malah mendiamkannya.

Bagikan ke

0 Komentar