Memprihatinkan! Nenek Ini Hanya Bisa Ngesot dan Menahan Lapar ~ BeritaSeo

ilustrasi


MADINA – Namanya Ibu Rosiah Br Lubis, nenek berusia tujuh puluh lima tahun ini tinggal sebatang kara di rumah ‘mungil’ di Desa Hutabaringin Kecamatan Siabu Kabupaten Madina.

Sudah dua tahun dia tidak bisa berjalan, apapun yang ingin dilakukan dia hanya bisa ngesot. Sedihnya lagi, nenek yang tinggal sendirian ini sudah terbiasa menahan lapar karena tidak punya beras. Selain itu, di rumahnya berukuran sekitar 3×4 meter itu tidak ada sumur atau sarana air bersih, ia terpaksa minta bantuan dari anak-anak tetangga mengambilkan air untuk keperluan memasak nasi dan keperluan buang hajat.

Nenek Rosiah tak bisa jalan karena mengalami patah tulang di kakinya Dari cerita nenek Rosiah, ia menderita patah tulang akibat korban kecelakaan sekitar dua tahun yang lalu. Ketika itu, dia hendak menyeberang di jalan lintas untuk mengikuti Shalat jamaah di Mushalla.

“Waktu itu mau mandi dan Shalat berjamaah, karena di rumah gak ada sumur atau air bersih. Waktu mau menyeberang disitulah kena tabrak. Saya sadar sudah di rumah sakit, dan kaki nenek tak bisa digerakkan lagi,” ungkap nenek Rosiah yang mengaku sejak kejadian hanya bisa geser-geserkan badan (ngesot) kemanapun mau pergi, misalnya mau beli sayur dan sebagainya. Saat ini, nenek Rosiah sangat membutuhkan bantuan alat bantu jalan (tongkat) atau kursi roda agar lebih mudah menjalani hidupnya.

Nenek Rosiah menceritakan, sejak mengalami kecelakaan itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan hanya menunggu bantuan orang untuk kebutuhan makan dan sebagainya. Paling membantu baginya adalah pada saat lebaran, dimana banyak warga yang memberikan zakat fitrah kepadanya. Di hari-hari biasanya dia hanya menunggu bantuan dermawan yang merasa iba. Sementara, sebelum mengalami kecelakaan, nenek ini masih bisa bekerja membantu orang misalnya di ladang atau kebun, dan terkadang mencari kayu bakar untuk dijual.

“Dulu nenek masih dipanggil orang membantu di ladang, kadang marsoban (mencari kayu bakar), tapi sejak kecelakaan itu, kalau tak dikasi orang, tak bisa makan. Kalau lagi lebaran, warga memberi zakat fitrah berupa beras, itulah yang nenek irit-irit sampai sekarang, hampir dua karung nenek dapat, sebagian nenek jual biar bisa membeli sayur, terkadang ada yang sedekah sayur,” ucap wanita yang mulai rabun itu.

Nenek ini juga menceritakan, sebenarnya dia masih memiliki satu orang anak, tapi berada di perantauan dan jarang sekali pulang. “Saya masih punya anak satu orang, tapi jarang pulang,” ucapnya.

Warga setempat, Sambut Pulungan (44) kepada Metro Tabagsel mengatakan, kondisi nenek Rosiah Lubis itu memang hidup sebatang kara, meski di Desa itu masih ada beberapa keluarga dekatnya, namun kondisi ekonominya juga miskin. Sehingga, warga hanya dapat membantu seadanya. “Kami prihatin melihat kondisi nenek itu,  cuma ekonomi warga disini juga masih lemah, makanya kami hanya membantu seadanya,” ucap Sambut.

Kami berharap, ada dermawan yang dapat membantu nenek Rosiah, karena dia sangat mengharapkan bantuan agar bisa lebih mudah berjalan. “Setidaknya bantuan tongkat dan bantuan kebutuhan hidup, karena makannya juga terancam,” harap warga.

Sumber: metro siantar

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar