Diluar Dugaan, Cari Bungkus Kabel Malah Menemukan Lorong Menuju Istana Presiden ~ BeritaSeo

ilustrasi


Pasukan Katak TNI AL menemukan terowongan bawah tanah yang tembus ke dalam Istana Presiden saat mencari bungkusan kabel di dalam gorong-gorong yang ada di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Penemuan lorong bawah tanah ini berawal ketika belasan anggota pasukan Kopaska Koarmabar dikerahkan menyusuri gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Utara, mencari bungkus-bungkus kabel yang mengakibatkan banjir.

Penyusuran dimulai dari saluran Penghubung (Phb) Abdul Muis. Dari sana, pasukan Katak masuk dan menemui tiga gorong-gorong berdiameter satu meter.

Namun bukan bungkus-bungkus kabel yang ditemukan Pasukan khusus TNI AL tersebut melainkan tumpukan lumpur.

Setelah diamati, ada salah satu gorong-gorong yang berasal dari arah Istana yang kondisinya lumpuh karena lumpur keras.

Mengetahui ada terowongan tersebut, dengan berbekal lampu senter, beberapa anggota Pasukan Katak terus mengamati gorong-gorong yang tersumbat hampir 80 persen diameter gorong-gorong tersebut.

Di belakang lumpur keras itu tidak terlihat air, hanya tanah sejauh mata memandang. Tidak diketahui sejak kapan saluran air dari arah Istana itu mampet.

Kemudian, dua gorong-gorong di depan Gedung Berdikari disusuri. Lorong ini juga mempunyai cabang ke arah Istana. Dari 12 orang, hanya tiga orang yang masuk.

Setelah beberapa menit, tiga anggota Pasukan Katak keluar. Laporan pandangan mata mereka ternyata menemukan lumpur yang sama seperti yang dilihat di salah satu gorong-gorong arah Istana, yang lumpuh akibat lumpur keras.

“Keluarnya di depan Istana karena yang ke arah Istana mentok ada lumpur keras. Sudah ditutupi sekitar 80 persen, makanya kita langsung naik,” kata seorang anggota Pasukan Katak.

Ia mengatakan, masuk ke gorong-gorong dapat dilakukan dengan cara merayap seperti berenang. Kondisi gorong-gorong di depan Gedung Berdikari juga setengahnya digenangi air.

Ia mengaku tak menemukan benda asing yang menyumbat gorong-gorong selain lumpur dan sampah.



“Benda asing enggak ada,” kata dia.

Sementara itu, Komandan Detasemen IV Kopaska Koarmabar, Kapten (P) Edy Tirtayasa, mengatakan, dari 6 saluran air di sekitar istana, diketahui ada 2 saluran air yang bisa membawa seseorang masuk ke dalam Istana Presiden.

Sayangnya Edy enggan menjelaskan daerah mana di dalam istana yang bisa ditembus lewat saluran air itu. Yang pasti saluran air yang tembus ke dalam istana itu cukup besar dan bisa dimasuki tubuh orang dewasa.

“Orang yang punya badan seperti saya saja bisa masuk ke dalam,” kata Edy.

Dilain pihak, Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede mengakui memang ada beberapa saluran dari beberapa zaman berbeda yang ada di bawah istana. Saluran itu sudah saling bertumpuk-tumpuk. Makanya pihaknya ingin memetakan lagi saluran air tersebut.

Termasuk soal kerawanan adanya saluran air yang bisa menembus ke Istana Presiden tersebut.

“Ini sudah dari zaman dulu ada dan ini sudah berlapis-lapis, makanya petanya harus disesuaikan lagi, dipastikan kembali. Makanya kita minta bantuan Pasukan katak menyusuri kembali atas seizin Setneg,” kata Mangara.

Sebanyak 54 genangan air di lima wilayah DKI Jakarta membuat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) gerah.

Masih banyaknya genangan salah satu faktornya juga karena terdapat hambatan di saluran. Hal itu, menurut Ahok akibat adanya ulah orang tak bertanggungjawab.

Seperti yang terjadi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. Genangan terjadi karena ada banyak bungkus kabel yang dibuang ke dalam saluran air. Padahal, kata Ahok, seharusnya genangan itu tidak perlu terjadi. Jika saja hambatan tersebut tidak ada.

Petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat telah mencari sampah bungkus kabel sejak Rabu 24 Februari. Total hingga hari ini ada 17 truk berisi sampah bungkus kabel yang ditemukan di got Jalan Medan Merdeka Selatan.

sumber: lensaindonesia

Bagikan ke

Related Post:

0 Komentar