![]() |
Ir. Poli Kaihatu, M.Si |
Jadi bagaimana pangan lokal yang sudah ada di masyarakat bisa dikelola lewat proses pengolahan untuk menjadi produk pangan tertentu. Misalnya singkong di Maluku Tenggara diolah menjadi embal.
Demikian penjelasan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Maluku Ir. Poli Kaihatu, M.Si kepada Tribun-Maluku.com di ruang kerjanya, Senin (24/3).
Dikatakan, selama ini BKP Provinsi Maluku memberikan bantuan alat pengolahan kepada masyarakat untuk mengolah pangan lokal milik masyarakat. Sebagai contoh tahun 2015 BKP memberikan bantuan kepada kelompok tani di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berupa alat pengolahan ubi kayu menjadi beras analog.
Beras analog bukan berasal dari padi tetapi dari umbi-umbian seperti Ubi Kayu, itu sudah diuji coba dan sudah berhasil dan prospeknya cukup menjanjikan, namun pihaknya BKP tidak bisa memberikan bantuan perlatan dalam jumlah yang banyak karena terbatasnya anggaran.
Diharapkan, lewat pilot project ini bisa dikembangkan lebih luas lagi dan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten setempat, bisa pengadaan alat pengolahan yang sama untuk dibagikan kepada kelompok tani di sana untuk mengolah umbi-umbian.
Banyak masyarakat yang sering sakit dan kurang mengkonsumsi beras maka solusinya adalah bisa mengkonsumsi umbi-umbian teristimewa beras analog yang sudah diolah di Kabupaten MTB.(TM02)
0 Komentar