![]()  | 
| ilustrasi | 
Ayah ibu yang selalu kompak dalam mendidik anak tentu memiliki metode pengasuhan dan pendidikan yang baik. Situasi seperti ini menjadikan anak merasa dirinya benar-benar diperhatikan. Anak ber-asumsi jika dirinya sangat berharga di mata orangtuanya. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Anak merasa termotivasi untuk bisa membuat orangtuanya bangga terhadap dirinya
Anak dengan pola asuh yang seragam dari ayah ibunya tidak akan mengalami kebimbangan, kebingungan atau kegalauan dalam menentukan langkahnya. Sebab, anak merasa hanya ada satu patokan yang menjadi peraturan dalam hidupnya yaitu teladan dari kedua orangtuanya. Kemandirian serta kepercayaan diri anakpun terbentuk dengan baik. Dengan bekal kepercayaan diri serta kemandirian yang kuat akan sangat menentukan kemantapan anak ketika harus melangkah menuju keberhasilan dalam meraih cita-citanya di masa depan. Sukses dan berhasilnya anak dipengaruhi oleh seberapa besar kontribusi orangtua dalam memberi arahan kepada anak.
Ketika anak berperilaku baik dan mampu mencapai target hafalan surat-surat pendek dalam Al Quran, ayah dan ibu sepakat memberikan reward yang sifatnya sebagai penyemangat pada anak supaya lebih meningkat lagi spirit-nya. Anak juga merasa mendapat apresiasi yang menjadikan dirinya merasa mampu ( optimis ). Begitu pula saat anak melakukan kesalahan yang barangkali melanggar peraturan yang sudah disepakati bersama, orangtua tidak saling berselisih atau berbeda pendapat dalam memberikan punishment.
Misalnya ayah menarik uang saku selama satu minggu, ibu juga sepadan dengan ayah. Ini merupakan bentuk ketegasan dari orangtua yang bersifat mendidik. Bahwa setiap perbuatan baik akan mendapat kebaikan dan perbuatan yang tidak baik harus dipertanggung-jawabkan sendiri. Sehingga anak berfikir bahwa setiap yang diperbuatnya pasti ada konsekwensi-nya. Efeknya anak akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Anak juga akan berfikir sebelum melakukan sesuatu. Sehingga ada kontrol dalam diri anak bahwa apa yang dilakukan akan berdampak baik atau buruk bagi dirinya dan juga orang lain.
Sahabat Ummi, menjadi kompak merupakan impian setiap orangtua sebab menyatukan dua pemikiran dari dua insan yang berbeda ( ayah dan ibu ) tentu bukan sesuatu yang mudah. Tapi tidak sekedar impian semata jika orangtua memiliki langkah yang kuat demi keberhasilan anak. Menyatukan dua pemikiran yang berbeda akan sangat mudah jika setiap orangtua tidak condong pada ego-nya masing-masing.
Terkadang kita jumpai orangtua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda terhadap anak. Dua-duanya (ayah dan ibu) ngotot pada pilihannya masing-masing. Seorang ayah menginginkan pengasuhan berdasarkan keinginan anaknya yang serba boleh, sedangkan seorang ibu menjalankan pola pengasuhan sesuai dengan standar kebutuhan anak dengan menerapkan mana yang boleh, tidak boleh, penting atau tidak penting. Ketika dua konsep itu dipersatukan lalu dimusyawarahkan bersama tentunya akan menemukan alternatif yang menjadi inti pokok pendidikan anak.
Ketika melihat orangtua yang selalu kompak dalam berbagai hal akan menciptakan kebanggaan tersendiri dalam diri anak. Anak senang mendapati orangtuanya yang selalu kompak dan bahagia. Orangtua yang terlihat kompak menandakan suatu keharmonisan. Rasa bangga pada orangtua akan menjadi pondasi dalam pribadi anak sehingga anak dipenuhi aura kenyamanan dan kebahagiaan pula. Kondisi ini sangat berhubungan dengan mental anak sehingga anak juga tidak mengalami kendala ketika dirinya harus bergelut dengan pelajaran di sekolah. Minded yang tenang dan nyaman membuat anak mudah menyerap semua pelajaran yang diberikan di sekolah.
Selain itu anak juga akan di terima baik dalam pergaulan karena faktor attitude yang baik dan bisa membawa diri saat berada di antara teman-temannya. Pembawaan anak dipenuhi keceriaan, terbuka dan optimis. Atmosfir positif dari orangtua juga mendorong anak menjadi siswa berprestasi.
sumber: ummionline

0 Komentar