Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si |
Capaian NTP tertinggi pada Juli 2016 masih terjadi di subsektor holtikultura sebesar 112,84 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 95,75.
Demikian penjelasan Kepala BPS Provinsi Maluku Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si kepada wartawan di Ambon Rabu (3/8). Dikatakan, peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada tiga subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan 1,56 persen, diikuti subsektor peternakan 0,77 persen dan subsektor tanaman pangan 0,56 persen.
Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor tanaman hortikultura masing-masing sebesar 0,97 persern dan sebesar 0,03 persen.
NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan Juli 2016 sebesar 102,89 turun 0,04 persen dibanding Juni 2016 sebesar 102,93.
Inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,03 persen, disumbangkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi pedesaan yaitu, yang tertinggi pada kelompok bahan makanan 0,51 persen, diikuti kelompok sandang 0,50 persen, selanjutnya kelomok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,33 persen, kelompok perumahan 0,16 persen dan kelompok kesehatan 0,12 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi perdesaan masing-masing 0,03 persen dan 0,07 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Juli 2016 tercatat sebesar 120,65 naik sebesar 0,36 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 120,21.(TM02)
0 Komentar